
baliprov.org, Bali 8 Agustus 2025 – Masyarakat Bali kembali memandang kalender tradisional sebagai panduan penting dalam menentukan aktivitas sehari-hari. Menurut Kalender Bali atau Wariga, hari ini yang bertepatan dengan Sukra Paing Ugu dinilai sebagai hari baik untuk melaksanakan sejumlah kegiatan, mulai dari upacara adat hingga pekerjaan fisik seperti membangun rumah.
Panduan Aktivitas Berdasarkan Wariga
Berdasarkan keterangan para pemangku adat, Sukra Paing Ugu masuk dalam kategori ala ayuning dewasa yang membawa energi positif untuk berbagai kegiatan spiritual. Misalnya, Dewa Yadnya, salah satu upacara suci untuk memuja Tuhan, dianggap sangat tepat dilakukan pada hari ini. Selain itu, aktivitas lain seperti membangun rumah, berkebun, dan memulai usaha baru juga diyakini akan membawa keberuntungan.
Tidak hanya itu, waktu ini juga disebut sebagai amerta masa, yang dalam kepercayaan masyarakat Bali berarti masa yang subur dan penuh berkah. Oleh karena itu, para petani dan pelaku usaha pertanian dianjurkan memanfaatkan momentum ini untuk menanam atau memulai proses bercocok tanam.
Larangan dan Waktu yang Perlu Dihindari
Meskipun sebagian besar waktu pada Sukra Paing Ugu dianggap membawa keberuntungan, terdapat pula beberapa periode yang disarankan untuk dihindari. Kalender Bali mencatat adanya waktu kala dangu dan kala sudukan yang kurang baik untuk bepergian, memindahkan orang sakit, atau melakukan perjalanan jauh. Kepercayaan ini dipercaya dapat menghindarkan seseorang dari risiko dan hal-hal yang tidak diinginkan.
Makna Spiritual di Balik Kalender Bali
Kalender Bali bukan sekadar penanda tanggal, melainkan sarana menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan (Tri Hita Karana). Setiap hari memiliki kombinasi unik dari siklus bulan, pasaran, dan wuku yang membentuk karakter tertentu. Kombinasi inilah yang menjadi acuan masyarakat untuk menentukan langkah hidup mereka.
Pakar budaya Bali, I Wayan Sudarsana, menjelaskan bahwa tradisi ini telah diwariskan secara turun-temurun dan tetap relevan di tengah perkembangan zaman. “Kalender Bali membantu masyarakat menjaga harmoni dengan alam dan sesama, sehingga setiap keputusan yang diambil memiliki landasan spiritual,” ujarnya.
Relevansi di Masa Kini
Walau teknologi modern menyediakan kalender digital, masyarakat Bali tetap mempertahankan peran kalender tradisional ini. Bahkan, di era pariwisata yang berkembang pesat, banyak wisatawan yang tertarik mempelajari sistem perhitungan hari ini sebagai bagian dari pengalaman budaya mereka.
Dengan demikian, Kalender Bali bukan hanya panduan bagi masyarakat lokal, tetapi juga jendela untuk memahami filosofi hidup masyarakat Pulau Dewata yang kental akan nilai-nilai spiritual dan kebersamaan.
Baca Juga: Kalender Bali Hari Ini: Sukra Wage Wayang
Baca berita terbaru lainnya hanya di BaliProv.org