
baliprov.org, Denpasar 22 Juli 2025 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem di wilayah Bali, khususnya di perairan selatan. Peringatan ini dikeluarkan setelah terpantau adanya peningkatan signifikan tinggi gelombang laut yang diperkirakan mencapai 4 hingga 6 meter dalam beberapa hari ke depan.
Menurut BMKG Wilayah III Denpasar, gelombang tinggi ini dipicu oleh pola angin musiman dari timur-tenggara yang kini berhembus dengan kecepatan antara 15 hingga 35 km per jam. Wilayah yang paling berisiko meliputi perairan selatan Bali, seperti Kuta, Jimbaran, Uluwatu, hingga Nusa Dua.
“Puncak aktivitas gelombang tinggi diperkirakan terjadi pada tanggal 22 hingga 24 Juli 2025. Kami mengimbau nelayan tradisional, operator kapal wisata, hingga pengunjung pantai agar meningkatkan kewaspadaan,” ujar Kepala BMKG Denpasar, I Made Surata, dalam konferensi pers, Selasa (22/7).
Sementara itu, sejumlah pengelola wisata bahari mulai menyesuaikan jadwal operasional mereka. Beberapa lokasi penyelaman (diving spot) di Nusa Penida bahkan ditutup sementara untuk menghindari risiko arus bawah laut.
“Biasanya kami buka pagi sampai sore, tapi sekarang hanya sampai siang karena ombak makin tinggi,” ujar Putu Wira, pemilik usaha snorkeling di Sanur.
Di sisi lain, para nelayan di pesisir selatan memilih menunda aktivitas melaut. Mereka khawatir perahu-perahu kecil milik mereka tidak mampu menghadapi kondisi laut yang bergelora.
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan beberapa tanda cuaca ekstrem seperti awan cumulonimbus, hujan deras tiba-tiba, serta angin kencang yang bisa muncul tanpa peringatan panjang.
Selain gelombang tinggi, Bali juga mengalami penurunan suhu malam hari hingga 19 derajat Celsius, yang disebut sebagai efek dari minimnya tutupan awan saat musim kemarau.
Sebagai langkah antisipatif, BMKG menyarankan:
– Menghindari aktivitas laut saat peringatan cuaca dikeluarkan,
– Memantau perkembangan cuaca melalui situs resmi BMKG atau aplikasi info cuaca,
– Menghindari berada di sekitar tebing atau batu karang saat gelombang tinggi,
Baca Juga: Angin Kencang dan Gelombang Tinggi Terjang Wilayah Pesisir Karangasem
Untuk berita terbaru seputar Bali dan informasi penting lainnya kunjungi Berita Bali