
baliprov.org – Kalender Bali hari ini, Kamis 11 September 2025, menandai Wraspati Umanis Sinta. Dalam tradisi Hindu Bali, setiap pergantian hari tidak hanya dipahami sebagai perubahan waktu, tetapi juga mengandung makna spiritual serta panduan praktis melalui konsep Ala Ayuning Dewasa. Panduan ini menjadi acuan penting bagi masyarakat Bali dalam menentukan aktivitas harian, baik yang bersifat duniawi maupun upacara keagamaan.
Makna Spiritual Wraspati Umanis Sinta
Hari Wraspati atau Kamis dalam kalender Bali diyakini berada di bawah pengaruh Dewa Guru atau Bhatara Wisnu yang membawa energi kebijaksanaan. Oleh karena itu, hari ini sering dianggap sebagai momentum tepat untuk melakukan pembelajaran, diskusi, hingga kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan dan pengetahuan. Selain itu, nuansa Umanis Sinta juga menandakan keseimbangan antara rasa kasih dan keteguhan hidup.
Ala Ayuning Dewasa: Panduan Aktivitas Hari Ini
Berdasarkan perhitungan ala ayuning dewasa, terdapat sejumlah aktivitas yang dianggap baik dilakukan pada 11 September 2025, sekaligus beberapa yang perlu dihindari:
- Baik dilakukan:
- Membuka usaha perdagangan atau membuat tempat berdagang, karena diyakini akan membawa rejeki yang murah (Sedana Yoga).
- Membuka sekolah, memulai kegiatan belajar-mengajar, serta melatih keterampilan baru (Tunut Masih).
- Membuat sumur, kolam, atau jalur air, serta pekerjaan yang berhubungan dengan api seperti memasak atau membuat peralatan (Banyu Milir, Geni Rawana).
- Membentuk perkumpulan atau organisasi sosial yang bermanfaat bagi masyarakat.
- Tidak baik dilakukan:
- Melaksanakan pernikahan atau upacara penguburan (Carik Walangati, Salah Wadi).
- Membangun rumah baru atau melakukan renovasi besar.
- Melakukan aktivitas pertanian tertentu, seperti menanam pada lahan baru atau memulai upacara yadnya besar.
Tradisi di Tengah Kehidupan Masyarakat
Di sejumlah desa adat, hari-hari seperti Wraspati Umanis Sinta diperingati dengan persembahyangan sederhana di pura keluarga. Sesajen berupa canang sari dihaturkan sebagai wujud syukur, sementara sebagian warga memilih melakukan melukat, yakni ritual pembersihan diri untuk menjaga kesucian lahir batin.
Selain itu, dengan adanya panduan ala ayuning dewasa, masyarakat Bali cenderung menyesuaikan kegiatan mereka agar lebih selaras dengan energi kosmis yang dipercaya hadir pada hari tersebut. Misalnya, pedagang memandang hari ini baik untuk membuka usaha baru, sedangkan keluarga yang berencana menggelar upacara adat biasanya menunda bila dianggap kurang selaras dengan dewasa ayu.
Untuk berita seputar Bali dan informasi penting lainnya kunjungi Berita Bali