Skip to content
baliprov.org

Baliprov.org

Berita dan Informasi terbaru hari ini seputar Provinsi Bali

Primary Menu
  • Berita Bali
  • Berita Dalam Negeri
  • Berita Internasional
  • Berita Ekonomi
  • Berita Olahraga
  • Berita Otomotif
  • Tempat Wisata
  • Kalender Bali
Berita Hari Ini
  • Home
  • 2025
  • Desember
  • 26
  • Penampahan Saraswati: Kalender Bali 26 Desember 2025 
  • Kalender Bali

Penampahan Saraswati: Kalender Bali 26 Desember 2025 

baliprov media 26 Desember 2025 10 minutes read
Kalender Bali 26 Desember 2025 

Oleh: Baliprov Media

baliprov.org – Memahami kalender bali hari ini 26 desember 2025 bukan sekadar melihat penanggalan biasa, melainkan menyelami siklus spiritual yang sangat penting bagi umat Hindu di Bali. Hari ini bertepatan dengan Jumat (Sukra) Umanis Watugunung, sebuah momentum sakral yang dikenal sebagai Hari Penampahan Saraswati.

Sebagai penutup siklus 210 hari dalam sistem Pawukon, hari ini memiliki karakteristik unik yang memadukan persiapan spiritual dan pembersihan diri. Berikut adalah rincian data spesifik mengenai elemen wariga dan filosofi hari ini.

Data Spesifik Kalender Bali 26 Desember 2025

Berdasarkan perhitungan kalender tradisional Bali, berikut adalah rincian elemen penting untuk Jumat, 26 Desember 2025:

Elemen Kalender Keterangan
Saptawara Sukra (Jumat)
Pancawara Umanis
Wuku Watugunung (Wuku ke-30 / Terakhir)
Sasih Kapitu (Ke-7)
Ingkel Wong
Rahinan Penampahan Saraswati

 

Makna Spiritual: Mengapa 26 Desember 2025 Sangat Istimewa?

Selain data di atas, penting untuk memahami bahwa kalender bali hari ini 26 desember 2025 menandai ambang pintu turunnya ilmu pengetahuan.

1. Penampahan Saraswati

Hari ini adalah hari persiapan menjelang Hari Raya Saraswati (yang jatuh pada Sabtu besok). Secara filosofis, “Penampahan” berasal dari kata nampah yang berarti menyembelih atau mengalahkan. Namun, dalam konteks ini, yang disembelih adalah sifat-sifat kebodohan (Avidya) agar siap menerima pencerahan ilmu pengetahuan.

2. Puncak Wuku Watugunung

Watugunung adalah wuku terakhir dalam siklus kalender Bali. Berada di penghujung siklus ini berarti hari ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan introspeksi atau mulat sarira atas segala tindakan selama satu siklus wuku ke belakang.

Ala Ayuning Dewasa (Hari Baik & Buruk)

Bagi masyarakat yang merujuk pada kalender bali 26 desember 2025 untuk memulai suatu kegiatan, berikut adalah panduan Ala Ayuning Dewasa:

  • Dewasa Hayu (Baik):
    • Guntur Umanis: Sangat baik untuk memulai pekerjaan yang melibatkan api, melakukan upacara panca yadnya, atau memulai usaha dagang.
    • Kala Dangastra: Waktu yang tepat untuk membuat alat-alat tajam atau senjata yang bersifat melindungi.
  • Dewasa Ala (Buruk):
    • Geheng: Hindari melakukan kegiatan yang bersifat sangat rahasia atau memulai perjanjian penting yang tertutup, karena dikhawatirkan akan bocor.

“Jumat Umanis Watugunung adalah titik transisi energi terbesar dalam sistem Pawukon. Melakukan pembersihan diri pada Penampahan Saraswati hari ini akan menentukan kesiapan batin seseorang dalam menyerap anugerah Dewi Saraswati esok hari.”

 

Peringatan Dini & Tips Hari Ini

Mengingat hari ini adalah Penampahan Saraswati, berikut beberapa saran praktis:

  • Persiapan Literasi: Bersihkan buku-buku, kitab suci, dan alat tulis di rumah sebagai simbol penghormatan terhadap sumber ilmu pengetahuan.
  • Kesehatan: Karena bertepatan dengan musim hujan (Sasih Kapitu), jaga kondisi fisik agar dapat melaksanakan persembahyangan Saraswati besok dengan bugar.

Dapatkan informasi terlengkap mengenai siklus spiritual dan kalender bali 26 desember 2025 hanya melalui portal informasi budaya terpercaya Anda.

Panduan Lengkap Tata Cara Persembahyangan Hari Raya Saraswati: Sabtu Umanis Watugunung

Setelah melewati hari Penampahan, umat Hindu kini menyambut puncak turunnya ilmu pengetahuan yang jatuh pada Sabtu (Saniscara) Umanis Watugunung. Hari Raya Saraswati adalah momen pemujaan terhadap Dewi Saraswati sebagai sakti Dewa Brahma yang melimpahkan kebijaksanaan, ilmu pengetahuan, dan seni.

Berikut adalah panduan praktis dan spiritual untuk melaksanakan persembahyangan esok hari.

Persiapan Sarana (Upakara)

Berdasarkan tradisi dan sastra agama, sarana utama yang disiapkan meliputi:

  • Pemujaan pada Buku/Kitab: Mengumpulkan semua kitab suci, buku pelajaran, dan alat tulis. Semuanya ditata rapi, biasanya diletakkan di tempat suci (Mrajan/Sanggah) atau di ruang belajar.
  • Banten Saraswati: Terdiri dari Banten Upakara khusus yang berisi simbol-simbol ilmu pengetahuan, seperti jajan saraswati yang berbentuk burung merak atau angsa.
  • Air Suci (Tirta): Disiapkan di depan sarana buku untuk dipercikkan setelah pemujaan selesai.

Larangan Utama: “Nastra” (Tidak Membaca/Menulis)

Penting untuk diingat bahwa pada Hari Raya Saraswati, umat Hindu dilarang untuk:

  1. Membaca atau menulis buku/kitab yang sedang diupacarai.
  2. Larangan ini berlaku sejak matahari terbit hingga persembahyangan selesai (biasanya tengah hari).

Larangan ini bertujuan sebagai bentuk penghormatan (pujan) bahwa ilmu pengetahuan adalah anugerah yang harus disyukuri secara spiritual, bukan sekadar dipelajari secara intelektual pada hari tersebut.

Urutan Tata Cara Persembahyangan

Persembahyangan dapat dilakukan di tingkat rumah tangga (Mrajan) maupun di pura sekolah/kantor. Berikut urutannya:

A. Pembersihan Diri (Masegeh & Maprayascita)

Sebelum memulai, lakukan pembersihan diri dengan mandi dan mengenakan pakaian adat Bali yang bersih. Percikkan Tirta Prayascita pada diri sendiri dan sarana buku untuk menyucikan energi negatif.

B. Pelaksanaan Puja/Pujan

Persembahyangan dipimpin oleh Pemangku atau dilakukan secara mandiri dengan urutan Kramaning Sembah:

  1. Asana: Duduk dengan tenang dan posisi tegak.
  2. Pranayama: Mengatur napas untuk ketenangan batin.
  3. Karasuddha: Penyucian tangan.
  4. Sembah Tanpa Sarana (Puyung): Menyatukan pikiran kepada Sang Hyang Widhi.
  5. Sembah dengan Bunga: Ditujukan kepada Sang Hyang Surya sebagai saksi agung.
  6. Sembah dengan Kwangen/Bunga: Ditujukan khusus kepada Dewi Saraswati.
    • Mantra Utama: “Om Saraswati namah stubhyam, Varade kama rupini, Siddhir astu karaksami, Siddhir bhavantu me sadam.”
    • Artinya: Ya Tuhan dalam wujud-Mu sebagai Dewi Saraswati, hamba memuja-Mu. Engkau yang menganugerahkan ilmu pengetahuan dan seni. Semoga keberhasilan selalu menyertai hamba.
  7. Sembah dengan Bunga: Ditujukan kepada Dewa Samodaya (Dewa-Dewa lainnya).
  8. Sembah Tanpa Sarana (Puyung): Penutup sebagai tanda syukur.

C. Nunas Tirta & Bija

Setelah sembahyang, perciskan tirta pada kepala dan minum sebanyak tiga kali sebagai simbol pembersihan Bayu, Sabda, dan Idep. Pasanglah Bija (beras) di kening sebagai simbol pencerahan akal budi.

Makna “Banyu Pinaruh”

Persembahyangan Saraswati tidak berdiri sendiri. Secara praktisi keagamaan menekankan bahwa esok malam adalah masa tenang menuju Banyu Pinaruh (Minggu pagi, 28 Desember 2025).

  • Membersihkan pikiran dengan ilmu pengetahuan (Saraswati) harus diikuti dengan pembersihan fisik (keramas/mandi di sumber air) pada Banyu Pinaruh agar keseimbangan batin tercapai secara utuh.

Teks Mantra Pemujaan Dewi Saraswati: Doa Mohon Kebijaksanaan dan Ilmu Pengetahuan

Pemujaan esok hari dititikberatkan pada permohonan agar pikiran kita diterangi oleh cahaya ilmu pengetahuan dan dijauhkan dari kegelapan kebodohan (Avidya).

1. Mantra Penyucian Diri (Pranayama)

Sebelum memulai doa utama, lakukan pengaturan napas untuk menenangkan pikiran:

  • Tarik Napas: Om Ang Namah (Mohon kekuatan Sang Hyang Brahma)
  • Tahan Napas: Om Ung Namah (Mohon kekuatan Sang Hyang Wisnu)
  • Hembuskan Napas: Om Mang Namah (Mohon kekuatan Sang Hyang Iswara)

2. Mantra Utama Pemujaan Dewi Saraswati

Mantra ini dibacakan saat sembah ketiga atau keempat (menggunakan bunga atau kwangen) yang ditujukan langsung kepada manifestasi Tuhan sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan.

Teks Mantra:

“Om Saraswati namah stubhyam, Varade kama rupini, Siddhir astu karaksami, Siddhir bhavantu me sadam.”

Artinya: “Ya Tuhan dalam manifestasi-Mu sebagai Dewi Saraswati, hamba memuja-Mu. Engkau adalah pemberi anugerah, yang mewujudkan segala bentuk keinginan. Semoga hamba mendapatkan keberhasilan dalam belajar dan semoga keberhasilan itu selalu menyertai hamba.”

3. Mantra Mohon Pencerahan Pikiran (Stuti Saraswati)

Mantra ini sering diucapkan agar kita diberikan kecerdasan dan kejernihan dalam berpikir:

Teks Mantra:

“Om Prano Devi Saraswati, Vajebhir vajini vati, Dhinam avitry avantu.”

Artinya: “Ya Tuhan sebagai Dewi Saraswati, Yang Maha Mulia. Engkau yang memenuhi alam semesta dengan kekuatan pikiran. Jadilah pelindung bagi kecerdasan hamba dan terangilah pikiran hamba.”

4. Mantra Persembahan pada Buku/Lontar/Alat Tulis

Gunakan mantra ini saat menghaturkan sesajen (banten) di depan tumpukan buku atau kitab suci:

Teks Mantra:

“Om Saraswati sveta warna, Sudha nirmala suksmadi, Sarwa sastra darsanapam, Saraswati sanggaya namah.”

Artinya: “Ya Tuhan sebagai Dewi Saraswati yang berwarna putih (suci), Maha Suci, Maha Halus, dan Maha Utama. Engkau adalah sumber segala penglihatan dalam ilmu pengetahuan. Kepada-Mu hamba menyembah.”

5. Doa Penutup (Parama Santhi)

Setelah selesai sembahyang dan memohon Tirta serta Bija, tutup dengan doa kedamaian:

“Om Dewa Suksma Parama Acintya Ya Namah Swaha. Om Santhi, Santhi, Santhi Om.”

Artinya: “Ya Tuhan, terima kasih atas segala anugerah-Mu yang tak terlukiskan. Semoga damai di hati, damai di dunia, dan damai selalu.”

Tips Saat Berdoa:

  1. Fokus (Eka Grata): Saat mengucapkan mantra, bayangkan sosok Dewi Saraswati yang cantik, duduk di atas angsa (simbol pemilahan baik-buruk) memegang Wina (seni), Genitri (belajar tiada henti), dan Pustaka (sumber ilmu).
  2. Sikap Duduk: Pria bersila (Padmasana) dan wanita bersimpuh (Bajrasana) dengan punggung tegak agar aliran energi (Prana) lancar.
  3. Waktu: Sebaiknya dilakukan pada pagi hari (sebelum pukul 12.00 WITA) saat energi alam semesta masih segar.

Selamat merayakan Hari Raya Saraswati 27 Desember 2025. Semoga cahaya ilmu pengetahuan senantiasa menerangi setiap langkah hidup Anda.

Banyu Pinaruh: Ritual Pembersihan Diri dan Simbolis Peluruhan Kebodohan

Setelah memuja Dewi Saraswati sebagai sumber ilmu pengetahuan, umat Hindu di Bali melanjutkan rangkaian spiritual dengan ritual Banyu Pinaruh. Secara harfiah, Banyu berarti air dan Pinaruh berasal dari kata Pinih Weruh (sangat tahu/bijaksana). Ritual ini adalah simbolis pembersihan fisik dan mental agar ilmu pengetahuan yang telah diterima dapat meresap dengan suci.

1. Waktu Pelaksanaan

  • Hari/Tanggal: Minggu (Redite), 28 Desember 2025.
  • Waktu: Sebaiknya dilakukan pada pagi buta (saat matahari terbit) atau sebelum aktivitas lain dimulai.

2. Lokasi Ritual

Umat Hindu biasanya mendatangi sumber-sumber air alami yang dianggap suci, antara lain:

  • Pantai/Laut: Melambangkan peleburan segala kekotoran batin ke samudera luas.
  • Campuhan: Pertemuan dua aliran sungai.
  • Pancoran/Beji: Sumber mata air alami di pura.
  • Di Rumah: Jika tidak memungkinkan ke sumber air, bisa dilakukan di rumah dengan air yang telah diberi bunga (air kumkuman).

3. Tata Cara Ritual Banyu Pinaruh

A. Pembersihan Fisik (Keramas & Mandi)

Prosesi utama adalah mandi dan keramas. Keramas secara khusus menggunakan Air Kumkuman (air yang berisi berbagai macam bunga harum).

  • Filosofi: Membersihkan kepala (simbol tempat pikiran/idep) agar pikiran menjadi jernih untuk menampung ilmu pengetahuan yang baru.

B. Mantra Banyu Pinaruh

Saat mengguyur air ke tubuh atau kepala, Anda dapat mengucapkan mantra sederhana dalam hati:

“Om Ang Sarira Sudha Mam Swaha, Om Ung Jiwa Sudha Mam Swaha, Om Mang Atma Sudha Mam Swaha.”

(Artinya: Ya Tuhan, sucikanlah badan hamba, sucikanlah jiwa hamba, sucikanlah atma/roh hamba).

C. Nasi Pradnyam (Nasi Kuning)

Setelah mandi dan berpakaian rapi, keluarga biasanya berkumpul untuk menikmati Nasi Kuning atau Nasi Pradnyam.

  • Makna: Nasi kuning adalah simbol kemakmuran dan “sari” dari ilmu pengetahuan yang telah dipelajari. Ini melambangkan bahwa ilmu pengetahuan harus memberikan manfaat bagi kesejahteraan hidup.

4. Mengapa Banyu Pinaruh Penting?

Secara psikologis dan spiritual, rangkaian Saraswati (Sabtu) dan Banyu Pinaruh (Minggu) merupakan proses “Format & Isi”:

  1. Saraswati: Mengisi pikiran dengan nilai-nilai suci dan sastra.
  2. Banyu Pinaruh: Menghilangkan residu negatif dan ego dari pikiran tersebut.

Tanpa pembersihan batin (Banyu Pinaruh), ilmu pengetahuan dikhawatirkan hanya menjadi kesombongan intelektual. Dengan ritual ini, ilmu diharapkan menjadi kebijaksanaan sejati.

Saran Akhir: Pastikan Anda menjaga kebersihan lingkungan saat melakukan ritual di pantai atau sungai. Jangan meninggalkan sampah plastik atau bekas pembungkus bunga di area suci.

 

FAQ: Pertanyaan Seputar Kalender Bali 26 Desember 2025

  1. Apa upacara utama yang dilakukan pada kalender bali 26 desember 2025?

Upacara utama hari ini adalah Penampahan Saraswati. Fokusnya adalah persiapan sarana upakara (banten) untuk hari esok dan pembersihan diri secara batiniah.

  1. Apakah hari ini baik untuk membangun rumah?

Menurut Kala Jempuwang, hari ini kurang disarankan untuk memulai pemasangan atap rumah atau konstruksi bangunan tempat tinggal yang permanen.

  1. Apa kaitan Wuku Watugunung dengan Hari Raya Saraswati?

Hari Raya Saraswati selalu jatuh pada Sabtu (Saniscara) Umanis Wuku Watugunung. Oleh karena itu, Jumat sebelumnya selalu menjadi hari Penampahan.

  1. Bagaimana ramalan sifat bagi yang lahir pada Sukra Umanis Watugunung?

Biasanya memiliki pemikiran yang tajam, senang mempelajari hal baru, namun cenderung keras kepala karena pengaruh energi Wuku Watugunung yang kuat.

  1. Kapan waktu terbaik untuk sembahyang Saraswati?

Waktu terbaik adalah pagi hari sebelum matahari mencapai puncaknya (sebelum pukul 12.00 WITA).

  1. Apakah boleh membaca HP atau Laptop saat Saraswati?

Secara tradisional, alat komunikasi atau gawai yang digunakan untuk mencari ilmu pengetahuan sebaiknya ikut diupacarai dan tidak digunakan untuk belajar/bekerja selama prosesi nastra berlangsung.

  1. Apa yang harus dilakukan pada malam harinya?

Pada malam hari setelah matahari terbenam (Malam Sastra), umat disarankan melakukan Magebagan atau Sambrama Wacana (membaca sastra suci atau berdiskusi tentang kebajikan).

  1. Apakah boleh melakukan Banyu Pinaruh pada siang hari?

Secara sastra, waktu terbaik adalah saat fajar menyingsing (fajar shidiq) karena energi alam sedang pada puncak kemurniannya. Namun, jika terkendala, diperbolehkan dilakukan sebelum tengah hari.

  1. Apa yang dilakukan jika air laut sedang pasang/berbahaya?

Keselamatan adalah utama. Jika ombak besar, cukup membasuh muka dan kepala di pinggir pantai atau menggunakan air mata air (beji) sebagai pengganti.

  1. Mengapa identik dengan makan nasi kuning?

Nasi kuning melambangkan warna emas, simbol kejayaan dan kecerahan budi pekerti yang didapat dari menuntut ilmu.

 

Untuk melihat penjelasan lengkap wuku dan dewasa ayu di Tanggal lainnya kunjungi Kalender bali

About the Author

baliprov media

Administrator

Sebagai bagian dari baliprov.org, penulis berfokus menyampaikan informasi aktual dan terpercaya seputar Provinsi Bali.

Visit Website View All Posts
Tags: Kalender Bali Hari Ini

Post navigation

Previous: Soma Paing Watugunung, Persiapan Saraswati: Kalender Bali 22 Desember 2025 

Related Stories

baliprov.org-Kalenderbali-22Desember2025
7 minutes read
  • Kalender Bali

Soma Paing Watugunung, Persiapan Saraswati: Kalender Bali 22 Desember 2025 

baliprov media 22 Desember 2025 0
Kalender Bali Hari Ini 19 Desember 2025 
9 minutes read
  • Kalender Bali

Tilem Sasih Kapitu: Kalender Bali Hari Ini 19 Desember 2025 

baliprov media 19 Desember 2025 0
Kalender Bali 18 Desember 2025 
5 minutes read
  • Kalender Bali

Wraspati Paing Pujut: Kalender Bali 18 Desember 2025 

baliprov media 18 Desember 2025 0

Berita Terbaru

  • Penampahan Saraswati: Kalender Bali 26 Desember 2025 
  • Soma Paing Watugunung, Persiapan Saraswati: Kalender Bali 22 Desember 2025 
  • Tilem Sasih Kapitu: Kalender Bali Hari Ini 19 Desember 2025 
  • Wraspati Paing Pujut: Kalender Bali 18 Desember 2025 
  • Momentum Prawani Tilem: Kalender Bali 17 Desember 2025 

Tag

berita bali hari ini Berita Bangunan Liar di Pantai Bingin Berita Cuaca Bali Berita Hukum berita Insiden Berita Pemerintahan Festival di Bali Info Informatif Kalender Bali Hari Ini Lonjakan Kejahatan di Bali Prabowo Rekomendasi Tempat wisata tindak kriminal

  • Gravatar
Copyright © baliprov.org. | MoreNews by AF themes.