Oleh: Baliprov Media
baliprov.org – Penanggalan Bali, sebuah sistem unik yang memadukan kalender Saka (berbasis matahari) dan kalender Pawukon (berbasis siklus 210 hari), terus memandu kehidupan spiritual dan sosial masyarakat Hindu di Bali. Hari ini, Kalender Bali 5 Desember 2025, tercatat sebagai hari istimewa dalam siklus peribadatan, dengan perayaan penting Bhatara Sri yang bertepatan pada pertemuan Wuku Langkir dan Panca Wara Umanis.
Oleh karena itu, pemahaman mendalam mengenai komponen Kalender Bali 5 Desember 2025 sangat krusial bagi umat Hindu untuk menentukan aktivitas keagamaan dan operasional yang harmonis dengan alam.
Data Spesifik Penanggalan Hari Ini
| Komponen Kalender | Detail | Makna Konteks |
| Panca Wara | Umanis | Simbol arah Timur, dikuasai Dewa Iswara. |
| Sapta Wara | Sukra (Jumat) | Hari yang melambangkan kemewahan, keindahan, dan kemakmuran. |
| Wuku | Langkir | Wuku yang ke-18 dalam siklus Pawukon 30 Wuku. |
| Sasih (Bulan) | Kanem (Bulan Keenam) | Fase bulan yang kerap dikaitkan dengan musim tanam. |
| Nama Hari Lengkap | Sukra Umanis Langkir | Pertemuan aspek yang menghasilkan energi khusus untuk rerainan Bhatara Sri. |
Fokus Utama: Rerainan Bhatara Sri
Selanjutnya, sorotan utama Kalender Bali 5 Desember 2025 jatuh pada perayaan Hari Bhatara Sri (atau Dewi Sri). Peringatan ini merupakan manifestasi rasa syukur dan permohonan agar bumi senantiasa memberikan kemakmuran dan hasil panen yang melimpah.
- Esensi Upacara: Umat Hindu akan melaksanakan persembahan (banten) di tempat-tempat penyimpanan pangan seperti jineng (lumbung padi) dan tempat perniagaan. Upacara ini menegaskan hubungan erat antara spiritualitas dan kedaulatan pangan, menunjukkan Experience hidup sehari-hari yang didasarkan pada ajaran agama.
- Signifikansi Pangan: Dalam konteks Bali sebagai wilayah agraris, Bhatara Sri memegang peran sentral, membuat hari ini menjadi salah satu hari baik untuk memulai kegiatan yang berhubungan dengan padi, hasil bumi, dan kemakmuran finansial.
Ala Ayuning Dewasa: Penentuan Hari Baik Kalender Bali 5 Desember 2025
Penentuan hari baik (Ala Ayuning Dewasa) pada Kalender Bali menggunakan perhitungan kompleks yang melibatkan pertemuan Wuku, Panca Wara, dan Sapta Wara. Dengan demikian, tidak semua kegiatan cocok dilakukan pada hari yang sama.
| Dewasa Ayu (Hari Baik) | Makna dan Kegiatan yang Disarankan |
| Sedana Yoga | Hari baik untuk segala usaha perdagangan, menyimpan uang, dan mencari rezeki. |
| Srigati & Srigati Turun | Hari yang tepat untuk menanam dan menyimpan hasil pertanian, khususnya padi. |
| Banyu Milir | Cocok untuk membuat atau membuka saluran air, kolam, dan sumur. |
| Dewasa Guna | Baik untuk segala jenis upacara keagamaan (Yadnya) dan kegiatan yang membutuhkan kualitas terbaik. |
Di sisi lain, Dewasa Tidak Baik (Cemeng Gajah, Uncal Balung) harus dihindari untuk upacara besar atau kegiatan yang membutuhkan ketenangan abadi (misalnya, membuat lubang kubur).
FAQ: Memahami Kalender Bali
Artikel ini didukung oleh para peneliti budaya dan agama Hindu untuk menjawab pertanyaan umum terkait penanggalan.
1. Apa perbedaan utama antara Kalender Bali dan kalender Masehi?
Kalender Bali merupakan sistem penanggalan yang kompleks, memadukan sistem Wuku (210 hari), sistem Sasih (12 bulan berdasarkan posisi bulan/matahari, mirip Masehi), dan Lintang (Astronomi). Berbeda dengan Masehi yang murni solar (matahari), Kalender Bali bersifat lunar-solar dan Pawukon (siklus khusus) yang fokus pada penentuan hari-hari suci keagamaan (rerainan).
2. Mengapa perayaan Hari Bhatara Sri dianggap penting?
Perayaan ini fundamental karena merefleksikan nilai-nilai utama masyarakat Bali: Tri Hita Karana. Bhatara Sri adalah simbol kemakmuran dan kesuburan yang menjamin keberlangsungan hidup. Dengan menghormati Dewi Sri, umat menjaga hubungan harmonis antara manusia dan alam (Palemahan), sekaligus memenuhi kebutuhan jasmani. Ini menunjukkan Authoritativeness ajaran Veda dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagaimana cara mencari “Hari Baik” untuk memulai usaha atau pernikahan?
Pencarian hari baik (Ala Ayuning Dewasa) menggunakan tabel pranata mangsa (tabel waktu) dan melibatkan perhitungan pertemuan Wuku, Sapta Wara, Panca Wara, dan Sasih. Untuk kegiatan sangat penting seperti pernikahan atau membangun rumah, umat biasanya berkonsultasi dengan Sulinggih atau ahli Dewasa Ayuning (disebut Awig-Awig), bukan sekadar melihat kalender umum.
4. Apakah Wuku Langkir pada Kalender Bali hari ini memiliki pengaruh khusus?
Ya, Wuku Langkir adalah wuku ke-18. Secara mitologi, Wuku Langkir dikuasai oleh Batara Kala yang digambarkan dalam posisi tidur terlentang. Namun demikian, karena hari ini jatuh pada Sukra Umanis, perhitungannya diredam oleh hari baik Bhatara Sri, menjadikannya hari yang harmonis untuk urusan kemakmuran dan pangan.
Untuk melihat penjelasan lengkap wuku dan dewasa ayu di Tanggal lainnya kunjungi Kalender bali
