Oleh: Tim Baliprov Media
baliprov.org – Hari ini, Sabtu, 25 Oktober 2025, umat Hindu di Bali merayakan salah satu hari suci penting dalam siklus Kalender Bali, yaitu Tumpek Uduh. Perayaan ini menjadi penanda dimulainya rangkaian upacara yang memuja kemakmuran alam, khususnya tumbuh-tumbuhan dan hasil bumi.
Informasi ini bersumber langsung dari perhitungan Wara dan Sasih dalam kalender tradisional Bali, yang diakui sebagai panduan utama (Authoritativeness) bagi masyarakat Hindu.
Rerainan Utama: Tumpek Uduh (Tumpek Wariga)
Menurut perhitungan Kalender Bali, tanggal 25 Oktober 2025 jatuh pada pertemuan:
| Komponen Kalender | Detail |
| Panca Wara | Kliwon |
| Sapta Wara | Saniscara (Sabtu) |
| Wuku | Wariga |
Pertemuan Saniscara (Sabtu) Kliwon dengan Wuku Wariga inilah yang melahirkan hari suci Tumpek Uduh. Tumpek Uduh juga dikenal dengan sebutan Tumpek Pengatag atau Tumpek Bubuh karena upacara persembahan yang digunakan adalah bubuh (sejenis bubur) yang dihaturkan kepada pohon-pohon.
Lantas, apa makna penting dari Tumpek Uduh ini?
Tumpek Uduh merupakan hari pemujaan terhadap Sang Hyang Sangkara atau Dewa Sangkara, manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang berstana pada alam tumbuh-tumbuhan. Dengan kata lain, upacara ini adalah wujud rasa syukur dan permohonan agar segala tanaman yang menjadi sumber kehidupan (padi, buah, dan sayuran) dapat tumbuh subur dan memberikan hasil yang melimpah.
Ala Ayuning Dewasa: Panduan Aktivitas Hari Ini
Selain menjadi hari raya, penanggalan kalender bali 25 oktober 2025 juga mencakup perhitungan Ala Ayuning Dewasa—sebuah konsep Expertise (keahlian) dalam menentukan hari baik dan hari buruk untuk berbagai kegiatan.
Sebagai panduan praktis bagi masyarakat Bali, hari ini memiliki beberapa sifat baik dan buruk:
| Kategori Dewasa | Sifat Hari dan Saran Kegiatan |
| Dewasa Ayu (Hari Baik) | Amerta Gati: Sangat baik untuk memulai suatu usaha baru, menanam, atau bercocok tanam. Amerta Dewa: Baik untuk upacara Dewa Yadnya dan Pitra Yadnya (keagamaan), termasuk membuat bangunan suci. |
| Ala (Hari Buruk) | Carik Walangati: Tidak baik untuk melangsungkan upacara pernikahan (wiwaha) dan upacara kematian (ngaben). Kala Tampak: Juga disarankan menghindari upacara perkawinan. Kala Sarang: Mengandung sifat boros, tidak baik untuk berbelanja. |
Oleh karena itu, meskipun menjadi hari raya yang penuh makna spiritual, umat diimbau untuk berhati-hati dalam memilih waktu untuk kegiatan Manusa Yadnya (upacara manusia) seperti pernikahan dan pembangunan rumah, sesuai dengan larangan Carik Walangati yang berlaku.
Tiga Filosofi Tumpek Uduh
Menariknya, perayaan Tumpek Uduh memiliki tiga tingkatan filosofi yang memperkuat Trustworthiness ajaran Hindu:
- Filosofi Ritual: Melakukan ritual Tumpek Wariga dengan menghaturkan sesajen kepada semua pohon dan tanaman di pekarangan.
- Filosofi Ekologis: Mengajarkan konsep Tri Hita Karana, yaitu hubungan harmonis antara manusia dengan alam (tumbuhan), mengingatkan kewajiban manusia menjaga kelestarian lingkungan.
- Filosofi Ekonomis: Secara Experience, Tumpek Uduh adalah harapan akan hasil panen yang baik, yang menjadi dasar ekonomi masyarakat agraris di Bali.
Sebagai penutup, kalender bali 25 oktober 2025 menandai momen refleksi bagi umat Hindu untuk memuliakan alam, sekaligus mengingatkan pentingnya perhitungan waktu dalam melaksanakan setiap aktivitas kehidupan.
Baca juga: Cek Hari Soma Paing Warigadean, Kalender Bali 27 Oktober 2025
Untuk melihat penjelasan lengkap wuku dan dewasa ayu di Tanggal lainnya kunjungi Kalender bali
