baliprov.org — Dalam sistem penanggalan tradisional Bali yang sarat makna spiritual dan filosofi kehidupan, hari ini, Selasa, 21 Oktober 2025, bertepatan dengan Redite Pon Pujut. Berdasarkan perhitungan Wuku Pujut, hari ini membawa energi introspektif yang dipercaya baik untuk melakukan penyucian batin serta kegiatan yang berhubungan dengan keseimbangan diri dan harmoni semesta.
Makna Redite Pon Pujut dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam wariga Bali, Redite (Minggu) sering kali dikaitkan dengan unsur matahari, simbol dari cahaya, kekuatan, dan sumber kehidupan. Sementara itu, Pon sebagai salah satu pancawara memiliki karakter energi tenang dan mengandung unsur kedamaian. Gabungan keduanya pada Wuku Pujut menciptakan harmoni yang mendorong seseorang untuk merenung dan mengatur kembali arah hidup.
Berdasarkan tradisi Bali, Wuku Pujut juga dikenal sebagai periode yang baik untuk memperbaiki hubungan sosial dan melakukan pembersihan secara spiritual. Banyak masyarakat Hindu Bali menggunakan momentum ini untuk sembahyang di pura keluarga maupun melaksanakan Dewa Yadnya dan Rsi Yadnya.
Ala Ayuning Dewasa: Hari Baik dan Pantangan
Menurut wariga Bali, ala ayuning dewasa hari ini menunjukkan bahwa Redite Pon Pujut termasuk dalam kategori dewasa ayu, yaitu hari baik untuk melakukan kegiatan membangun rumah, memulai usaha baru, dan melakukan kegiatan seni atau spiritual.
Namun demikian, masyarakat juga diingatkan untuk menghindari kegiatan yang berpotensi menimbulkan konflik, seperti menyelesaikan perselisihan atau mengambil keputusan besar yang melibatkan emosi tinggi. Hal ini dikarenakan pengaruh Wuku Pujut yang kadang membawa sifat reflektif—baik untuk berpikir, namun kurang ideal untuk konfrontasi.
Tradisi dan Aktivitas Keagamaan
Di sejumlah wilayah di Bali, terutama di daerah Gianyar dan Klungkung, hari ini digunakan untuk melakukan pembersihan pratima dan mempersiapkan upacara menjelang bulan baru dalam kalender Saka. Aktivitas ini dilakukan dengan penuh penghayatan karena diyakini dapat menetralisir energi negatif serta memperkuat hubungan manusia dengan alam dan para dewa.
Selain itu, Redite Pon Pujut juga dipandang sebagai hari yang mendukung kegiatan belajar dan meditasi. Banyak kalangan spiritualis di Bali memilih hari ini untuk memperdalam laku tapa brata atau semedi, karena dianggap bertepatan dengan gelombang energi yang tenang dan stabil.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, kalender Bali 21 Oktober 2025, membawa pesan tentang keseimbangan, introspeksi, dan keharmonisan. Momentum ini dapat dimanfaatkan untuk menata ulang prioritas hidup, memperbaiki hubungan sosial, serta memperkuat koneksi spiritual. Dalam ajaran Bali, setiap hari memiliki kekuatan tersendiri, dan hari ini menjadi salah satu momen penting untuk menata batin menuju kedamaian.
Dengan memahami makna di balik kalender Bali hari ini, masyarakat tidak hanya menjalani waktu secara linear, tetapi juga menghayatinya sebagai siklus spiritual yang senantiasa mengajarkan keseimbangan antara alam, manusia, dan Sang Hyang Widhi.
Baca Juga: Kalender Bali 22 Oktober 2025: Buda Paing Wariga
Untuk melihat penjelasan lengkap wuku dan dewasa ayu di Tanggal lainnya kunjungi Kalender bali
