Oleh: Baliporv Media
baliprov.org – Denpasar, 6 November 2025 – Memasuki hari Kamis, 6 November 2025, masyarakat Hindu di Bali kembali menjadikan penanggalan warisan leluhur sebagai panduan aktivitas sehari-hari. Kalender Bali, yang dikenal sangat kompleks karena memadukan siklus hari (Wara), Wuku, dan Sasih (bulan), hari ini menunjukkan pertemuan unik dari tiga unsur utama.
Dengan demikian, berdasarkan perhitungan tradisional, hari ini jatuh pada Wraspati Paing Julungwangi. Informasi ini, yang bersumber dari Lontar dan perhitungan ala ayuning dewasa Bali, sangat penting untuk menentukan momentum upacara, pekerjaan, hingga kegiatan sosial.
Detail Pertemuan Unsur Kalender Bali Hari Ini
Hari Kamis (6/11/2025) menjadi hari yang spesifik dalam siklus 210 hari (Pawukon).
| Sistem Wara | Nama Hari | Keterangan |
| Sapta Wara (7 Harian) | Wraspati (Kamis) | Di bawah naungan Dewa Sangkara. |
| Panca Wara (5 Harian) | Paing | Unsur panca wara yang membawa pengaruh tertentu. |
| Wuku (30 Mingguan) | Julungwangi | Wuku ke-10, dalam siklus ini pengaruh spiritual mulai dirasakan jelang Galungan. |
| Purnama/Tilem | Tidak Ada | Tepat sehari setelah Purnama (5 November 2025). |
Maka dari itu, pertemuan tiga unsur ini menghasilkan karakter hari yang diyakini mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan.
Makna dan Pengaruh Spiritual Wuku Julungwangi
Wuku Julungwangi adalah Wuku ke-10 dalam siklus Pawukon yang berlangsung selama 210 hari (30 Wuku). Setiap Wuku memiliki karakter, pengaruh spiritual, dewa yang menaungi, dan pranata (gambaran) tersendiri yang memengaruhi sifat orang yang lahir pada Wuku tersebut dan baik-buruknya hari-hari di dalamnya.
Dewa dan Simbolisme
- Dewa yang Menaungi:
- Wuku Julungwangi berada di bawah naungan Bathara Sambu.
- Bathara Sambu dikenal sebagai manifestasi Dewa Siwa yang menjaga arah timur laut (Airisanya). Beliau melambangkan keberanian, ketegasan, dan kejujuran.
- Pranata dan Simbol:
- Pohon: Pohon yang menaungi Wuku ini adalah Pohon Cendana. Simbol ini melambangkan keteduhan dan aroma yang harum (kebaikan/kemasyhuran).
- Binatang: Binatang yang menjadi simbol adalah Ayam Hutan (Manuk Jempa). Ayam Hutan melambangkan sifat ingin menguasai, namun juga rajin dan aktif.
- Watak Bangunan: Wuku ini dilambangkan dengan sebuah gedong (bangunan/istana) yang tertutup di depan, tetapi terbuka di belakang.
Karakteristik Orang yang Lahir pada Wuku Julungwangi
Orang yang dilahirkan pada Wuku Julungwangi diyakini memiliki beberapa karakteristik utama:
- Pribadi yang Jujur dan Dermawan: Mereka cenderung memiliki hati yang lurus dan suka membantu orang lain.
- Berwibawa dan Cerdas: Memiliki kemampuan intelektual yang baik dan berwibawa di mata orang lain.
- Kemampuan Memimpin: Sifat kepemimpinan mereka kuat, namun kadang cenderung ingin mendominasi (ngedan-ngedan).
- Sikap Tertutup: Meskipun dermawan, mereka terkadang tertutup dalam menyampaikan perasaannya atau masalah pribadinya (diwakili oleh simbol gedong yang tertutup di depan).
Kesimpulannya, Wuku Julungwangi adalah periode di mana fokus spiritual ditekankan pada kejujuran, kebijaksanaan, dan persiapan diri, terutama saat mendekati rangkaian Hari Raya Galungan.
Ala Ayuning Dewasa: Penentuan Hari Baik dan Buruk
Konsep Ala Ayuning Dewasa adalah inti dari Kalender Bali, yang berfungsi sebagai pedoman spiritual. Perhitungan ini sangat divalidasi oleh para Sulinggih (pendeta) dan ahli Wariga (astrologi Bali).
Pada Wraspati Paing Julungwangi (6 November 2025), beberapa dewasa ayu (hari baik) yang dianjurkan untuk dilakukan adalah:
- Memperbaiki Pagar: Hari yang sangat baik untuk melakukan perbaikan, khususnya pada batas-batas rumah (tembok penyengker), sanggah (tempat sembahyang keluarga), atau membuat tali pengikat (Dewasa Pagarwesi kecil).
- Aktivitas Alam: Baik untuk kegiatan berburu, memasang jerat, dan menangkap ikan (Dewasa Ayu untuk Menangkap Ikan).
- Membuat Peraturan: Hari yang ideal untuk membuat atau mengukuhkan awig-awig (peraturan adat desa) atau undang-undang baru.
Sebaliknya, kegiatan yang sebaiknya dihindari karena dianggap alahing dewasa (hari buruk) adalah:
- Upacara Pembakaran Mayat (Atiwa-tiwa): Hari ini dianggap tidak baik untuk melaksanakan ritual pembakaran jenazah.
Kesimpulannya, Wuku Julungwangi adalah periode di mana fokus spiritual ditekankan pada kejujuran, kebijaksanaan, dan persiapan diri, terutama saat mendekati rangkaian Hari Raya Galungan.
Rerainan Terdekat: Pemanasan Menuju Galungan
Di samping itu, tanggal 6 November 2025 ini berada dalam suasana transisi spiritual yang padat. Umat Hindu sudah mulai bersiap menyambut rangkaian Hari Raya Galungan yang semakin mendekat.
- Kemarin (5 November 2025): Purnama. Umat telah melaksanakan persembahyangan kehadapan Sang Hyang Candra.
- Mendatang (13 November 2025): Sugihan Jawa. Awal dari penyucian Bhuwana Agung (alam semesta besar).
- Mendatang (14 November 2025): Sugihan Bali. Dilanjutkan dengan penyucian Bhuwana Alit (diri sendiri).
- Puncak (19 November 2025): Hari Raya Galungan. Perayaan kemenangan Dharma atas Adharma.
Oleh karena itu, meskipun hari ini bukan hari raya besar, Wraspati Paing Julungwangi menjadi momen penting bagi masyarakat Bali untuk melakukan kegiatan produktif dan persiapan spiritual menjelang rangkaian Galungan.
Untuk melihat penjelasan lengkap wuku dan dewasa ayu di Tanggal lainnya kunjungi Kalender bali
