
baliprov.org, 9 Oktober 2025 — Berdasarkan perhitungan tradisional Kalender Bali Hari Ini 9 Oktober 2025, masyarakat Hindu di Pulau Dewata memperingati hari Wraspati Wage Tolu, yang berada dalam Wuku Kulantir. Hari ini diyakini memiliki makna spiritual mendalam dan menjadi momentum penting untuk menata harmoni antara unsur sekala (dunia nyata) dan niskala (dunia spiritual).
Makna Wraspati Wage Tolu dan Wuku Kulantir
Dalam sistem penanggalan Bali, Wraspati identik dengan hari Kamis yang dikaitkan dengan Dewa Guru, simbol kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan. Sementara itu, Wuku Kulantir menggambarkan siklus kehidupan yang menuntun manusia untuk menjaga keseimbangan batin dan hubungan sosial.
Perpaduan antara Wraspati Wage dan Wuku Kulantir menjadikan hari ini sarat makna etika, introspeksi, dan kebijaksanaan. Oleh karena itu, banyak masyarakat Bali menggunakan momen ini untuk melakukan kegiatan spiritual seperti sembahyang di merajan (tempat suci keluarga) maupun mendak tirtha (mengambil air suci).
Ala Ayuning Dewasa: Hari Baik dan Pantangan
Mengacu pada catatan wariga dari kalenderbali.org dan referensi DetikBali, hari ini memuat sejumlah “Ala Ayuning Dewasa” atau panduan hari baik dan pantangan aktivitas. Beberapa di antaranya adalah:
- Banyu Urug — Baik untuk membangun bendungan, tetapi tidak disarankan untuk menggali sumur.
- Dadig Krana — Cocok untuk menanam tanaman seperti tebu atau mentimun, namun kurang baik untuk upacara atau kegiatan sosial besar.
- Geni Rawana — Menguntungkan bagi pekerjaan yang melibatkan api, seperti memasak atau menempa logam, tetapi tidak baik untuk upacara pelaspasan rumah.
- Kala Empas Munggah — Baik untuk mendirikan rumah, namun tidak dianjurkan untuk memetik hasil bumi.
- Kala Mretyu — Disarankan bagi yang ingin membuat senjata atau memberikan petuah, namun sebaiknya hindari kegiatan upacara besar.
Selain itu, terdapat pantangan dari unsur Kala Sor yang berhubungan dengan pekerjaan tanah, serta Kala Temah yang dianggap sebagai hari “teduh” atau tidak baik untuk melakukan upacara dewasa ayu.
Relevansi Spiritual dan Filosofis
Dari sisi filosofis, hari ini mengingatkan masyarakat Bali untuk hidup selaras dengan konsep Tri Hita Karana — keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan (Parahyangan), manusia dengan sesama (Pawongan), dan manusia dengan alam (Palemahan). Dengan memahami makna kalender Bali, masyarakat diharapkan mampu menentukan waktu yang tepat dalam bertindak agar kehidupan tetap harmonis.
Penutup
Secara keseluruhan, Kalender Bali 9 Oktober 2025 menjadi refleksi atas kearifan lokal yang terus lestari. Melalui panduan wariga dan ala ayuning dewasa, masyarakat diingatkan bahwa setiap hari memiliki makna spiritual tersendiri yang dapat dijadikan pedoman dalam menjaga keseimbangan hidup, baik secara fisik maupun spiritual.
Baca Juga: Kalender Bali 10 Oktober 2025: Sukra Keliwon Tolu
Untuk melihat penjelasan lengkap wuku dan dewasa ayu di Tanggal lainnya kunjungi Kalender bali