baliprov.org – Pada Selasa, 1 April 2025, pukul 08.10 waktu setempat, terjadi ledakan hebat pada pipa gas milik Petronas di Putra Heights, Subang Jaya, Selangor, Malaysia. Insiden ini mengakibatkan kebakaran besar dengan api setinggi 30 meter yang terlihat dari jarak beberapa kilometer.
Dampak dan Korban
Ledakan dan kebakaran tersebut menyebabkan 305 orang mengalami luka-luka, dengan 67 di antaranya dirawat di rumah sakit akibat luka bakar serius, sementara 49 lainnya menerima perawatan di pos medis darurat yang didirikan di dekat lokasi kejadian. Selain itu, 190 rumah dan 159 kendaraan mengalami kerusakan akibat kobaran api.
Tindakan Darurat dan Evakuasi
Sebanyak 78 petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api dan mengevakuasi warga yang terjebak di area terdampak. Beberapa penduduk terpaksa melarikan diri ke Sungai Klang untuk menghindari panas yang intens dari kebakaran tersebut. Listrik di kawasan Putra Heights dan Subang Jaya sempat padam akibat insiden ini, namun berhasil dipulihkan sepenuhnya oleh Tenaga Nasional Berhad (TNB) pada pukul 10.22 pagi.
Penyebab dan Penyelidikan
Penyebab pasti ledakan masih dalam penyelidikan oleh pihak berwenang. Menteri Besar Selangor, Amirudin Shari, menyatakan bahwa laporan awal mengenai insiden ini diharapkan selesai dalam 72 jam.
Tanggapan Pemerintah
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, telah menginstruksikan pemerintah negara bagian dan lembaga terkait untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. Beliau juga mengunjungi lokasi kejadian dan menyatakan bahwa pemerintah bersama Petronas akan bertanggung jawab atas perbaikan rumah-rumah yang rusak, yang diperkirakan memerlukan waktu beberapa bulan.
Situasi Terkini
Api berhasil dipadamkan sepenuhnya pada pukul 15.45 waktu setempat. Meskipun demikian, area sekitar lokasi kejadian masih dinyatakan sebagai zona terlarang sejauh 290 meter untuk memastikan keselamatan warga dan mendukung proses investigasi yang sedang berlangsung.
Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya standar keselamatan yang ketat dalam pengelolaan infrastruktur energi untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa di masa mendatang.